Thursday, March 15, 2012

Sajak-sajak INDRA NARA PERSADA, 1981 – 1990 (7)


/indra nara persada/

DALAM SUSUMU DALAM PEKASIHMU

Selamat tinggal sayang. Dalam susumu
kutemu sebilah pisau
mengiris-iris mulutku.

Selamat tinggal sayang. Dalam pekasihmu
kutemu sebilah mimpi
meliang-liang langkahku.


. 14 juni 1984


/indra nara persada/

KEPING TUBUHKU MENGGELIAT

dalam dingin menusuk-tusuk mencabik pagi dini
keping tubuhku menggeliat, di ranjang
kaudatang menating piring mengumpulkan sendok
menenteng garpu menggerumas nafsu memamah tubuhku.
kepalaku hilang aku tak tahu.


. 1 februari 1984


/indra nara persada/

PEREMPUAN PERAMAN

perempuan peraman itu menggeliat
daunpintunya membuka. buahdadanya
pisau menganga membagi-bagikan pahanya

“zulaikha! zulaikha!”
perutnya mencahya

: adalah firman
  perempuan dan bijimangga mengelupas


. 7 februari 1984


/indra nara persada/

PEREMPUAN-PEREMPUAN KECIL ITU

seperti i kecil perempuan-perempuan kecil itu
menawar-nawarkan seekor monyet

seperti a kecil perempuan-perempuan kecil itu
tak lagi perutnya kecil

seperti tanda koma, tak kecil akan makna
mereka bertanya: - langkah Kaukah?


. 1984


/indra nara persada/

PEMANCING ITU

Pemancing itu terbahak seketika
tali pancingnya bergerak naik
turun. Ia mendengus
terkulai melihat kepalanya.


. 1982


/indra nara persada/

MENJELANG SUBUH HARI INI

aku yang tak tahu dari mana hendak ke mana seperti tersadar
tiba-tiba berbalik setelah sebuah ketergesaan. kulihat cahaya,
ridho kecil berlari memanggil-manggil sepanjang jalan
kampung berbatu-batu. waktu kugendong, ia mengadu
tentang saku bajunya robek ketika terjatuh mengikutiku.
“ridho harus tanya dulu mau ke mana,” kataku.


. selasa, 31 januari 1984


/indra nara persada/

SEEKOR ANJING SEEKOR ALAP-ALAP

seekor anjing terkaing. Kaingngng..!
seekor alap-alap menyambar. Lapar. Wushhhhh…!
Pisau di tangannya


. maret 1983


/indra nara persada/

MUSIM PUN LURUH

hujan! musim pun luruh
dalam gemuruh
keluh


. 1983


/indra nara persada/

ENGKAU

engkau selalu berdenyut
dalam waktu
tanpa jam tanpa rindu

engkau selalu ada
dalam ruang
tanpa liang tanpa batu

engkau
Kekasihku


. 1984


/indra nara persada/

MARI KITA PETIK

Sayang, mari kita petik di ladang ini
sebuah peluru kendali.
Aku menanamnya di perutmu
sambil menunggu anak-anak kita.
Pada waktunya peluru kendali itu kita bagikan
pada PLO dan para mujahidin.
Bukan untuk siapa-siapa, sayang
cuma untuk kita berdua.


. 1982

No comments: