/indra nara persada
MENTAYA #1
derap hujan menumbuhkan sepi di tanah basah, menjerat
langkah yang lelah. ada tanya, "sungai siapa membelah kota
yang renta. sungai sejarah atau luka yang tak menyerah?"
. 14 februari 2011
MENTAYA #2
meski terik mengelupas nafas, sungai ini
tenang mengalir, membawa rahasia ke hulu.
“racun siapa membantun jantungmu, sampah siapa
membarah di ruhmu?”
. 12 februari 2011
MENTAYA #3
"sepi apa yang menikam ke hulu nadi."
jalanan mengalir deras ke hilir. di batang jantung
arus sungai diam. menunggu. waktu berseteru
membuang rindu. kepak elang meregang.
"darah, ke mana engkau
bertandang."
. 16 maret 2011
MENTAYA #4
di dadamu anakanak bulan tumbuh. dedaun sawit
mencatat alamat, hasrat yang tak tamat. dan elang
menyimpan darah mentari di bawah paruhnya.
mencatat alamat, hasrat yang tak tamat. dan elang
menyimpan darah mentari di bawah paruhnya.
di hilir menghulu segala kesumat,
dendam yang mengakad.
. 22 februari 2011
MENTAYA #5
No comments:
Post a Comment