/indra nara persada
ah, kuda ini terlalu muda untuk
menyerah
meski surainya mulai memunah.
malam meringkik di keningnya
ketika ia memacu angin hingga ke
padang
padang asing tak berhuma.
hanya hampar ilalang, bebatu cadas
yang pias, sungai batu yang
membekukan
rindu, menelan cahya purnama.
di ruang matanya kata melawang
liang
dalam dendam yang tak padam, “aku
berlari
ke hulu malam agar bisa menubuh
makam,
kekal di tilam jantungmu.”
. 14 desember 2010
No comments:
Post a Comment