/indra nara persada/
PERISTIWA DI NEGERI INI
Di negeri ini sering sekelompok orang terbangun
dari alunan dengkur dengan kuap memantul-mantul
Semesra bau kentut mereka berpeluk
dan kembali tertidur
. 1979
/indra nara persada/
BIBIR
Kutemukan bibir berserakan di mana-mana
Bibirku tak ada di sana, sayang
. 1979 – editing 2010
/indra nara persada/
HUJAN. DI EMPER TOKO
- nostalgia 25th
hujan. Di emper toko
tubuhku tersenyum ketika
secubit geli menggelitik
memenuh lengkap ruang rusuk.
Di jalan. Anak-anak mandi berlompat.
Kapal-kapal kecil. Tebaran sampah.
Itik-itik kecil. Mandi
hujan. Di emper toko
aku memeluk kekasihku. Di mata
kecilnya masa kecilku berlabuh.
. padang, 27 april
1979
/indra nara persada/
SELEMBAR BOM DALAM KUE BOLU
Seorang anak menemukan selembar
bom dalam kue bolu. Berhasil memisahkan
mana bom mana kue bolu, dia memakan
keduanya, mendapatkan kenyataan
lebih enak makan bom daripada makan kue bolu.
. 1979
/indra nara persada/
SURAT KEPADA SAYANGKU
Sayang, bagaimana kalau di taman ini kita tumbuhkan
berkuntum-kuntum bom. Hasilnya akan kita petik
buat kita dan buat anak-anak kita nanti.
Kita akan menghias kamar, tempat tidur, lemari,
pakaian, dan meja kerja kita dengan bom.
Tak lupa kita akan menghidangkan bom di meja makan
sebagai santapan sehari-hari.
(Tanpa setahu sayangku
aku sebenarnya sering memakan benih bom
dan meledakkannya di perut anak-anakku)
. 1979
/indra nara persada/
ZIARAH
Waktu ziarah, di kuburan tertulis:
-
istirahat dengan tenang
sekuntum
bom bangsa.
Di pinggir jalan bom mengibar bendera.
Sepulang ziarah, kulihat bom berkarat.
Tanpa syahadat.
. 1979 – revisi 2012
/indra nara persada/
TELEPON MATI BOM
Telepon berdering bom.
“Hallo..”
“Bom..”
“Hallo.”
“Bom.”
Ceklek!
Telepon mati bom.
. 1979
/indra nara persada/
DI SINI DIJUAL BOM!
Dengan ambisi besar,
seorang psikolog memasang spanduk di rumahnya:
- Di
sini dijual bom!
Pembeli tak pernah ada.
(Psikolog
itu sebenarnya tahu
bom tak
untuk dijual)
Akhirnya psikolog itu tertidur dalam
timbunan bom. Esok hari
orang membaca koran:
-
Seorang psikolog meninggal dimakan bom.
. 1979
/indra nara persada/
KALAU KITA MEMILIKI BOM
Kalau kita memiliki bom, orang selalu bernafsu mencurinya.
Malah ada yang mengakui dan mengakuisisi sebagai miliknya.
Kita khawatir bom itu meledak tidak pada tempatnya.
Atau lebih parah lagi, bom itu meledak tanpa setahu kita.
(Orang itu bisa terlambung, menari-nari tanpa peduli)
Sebenarnya yang penting bagi kita adalah bagaimana
mengamankan dan mengamanahkan sebuah bom.
. 1979 – revisi 2012
/indra nara persada/
BAGAIMANA KALAU
Kita bertanya,
- bagaimana kalau bom tidak ada
Jawabnya selalu,
- bagaimana kalau kita tidak ada
. 1979
No comments:
Post a Comment