Sunday, February 19, 2012

Sajak-sajak INDRA NARA PERSADA, 1981-1990 (1)

MENTAYA – langit menubuhkan cahaya, memantulkan gelap di tubuh sungai. arus membuihkan bau lumpur – sungai mentaya, sampit, kotawaringin timur, kalimantan tengah, januari 2011. (teks dan foto: i.n.persada)
MENTAYA the sky builds the light, reflecting the dark in the body of the river. the flow foams the smell of muds – mentaya river, sampit, east kotawaringin, central borneo, january 2011. (text and photo by i.n.persada)























/indra nara persada/

BEGITU SELALU

adakah kaudengar suara malam menggema berlari
dari rumah ke rumah? mereka sedang asyik
pesta pora memakan bangkai temannya
tapi bukan kanibal

dan di sana telah terjadi pembantaian
berdarah. “kita sedang menelaah”
ungkap nafsu

mereka mengganti baju
begitu selalu
setiap waktu setiap jamMu
hai Rindu?


. januari 1981

In English:

/indra nara persada/
 
SO ALWAYS

do you have heard night voices echoing run
from home to home? they're fun
hijinks consuming the carcass of their friend
but not the cannibals

and there has occurred the massacre
bleeding. "we are reviewing"
said lust

they change clothes
so always
every time every hour of You
hi Miss?

. january, 1981


 /indra nara persada/

KAUINGATKAH

Sementara kita telah sampai di ya
kauingatkah setubuh kupeluk lukamu
dan orang-orang digamang mimpi tentang a

Sementara kita telah sampai di ya
kauingatkah lukaku bertahun
orang-orang tak bangun.
Adalah kun aku yang tekun.

Kini kita diamati. Dia mati
: kita sebangun matahari.


. mei 1981


/indra nara persada/

DI BAWAH POHON KEMBOJA

Di bawah pohon kemboja angin berdendang sayang.
Seekor burung pengembara melingkar-lingkar
menyulam matahari. Kucing mengeong
menyulam paruhnya.

Anak kecil –enam tahun– berdoa, telanjang
di bawah angin menyapa. Burung pengembara
mematuk matahari, menyembul kucing
di balik kemaluannya.

Di bawah pohon kemboja
angin berdendang sayang, tak sia-sia.


. 1981


/indra nara persada/

NOCTURNO PUISI (I)

Berjalan jauh
seperti meniti
                     sebuah negeri

Segala angin
Seperti sebuah
            tekateki

Misteri abad
         ini
             sangsi


. 5 mei 1981


/indra nara persada/

NOCTURNO PUISI (II)

Malam berjalan kaki
Di lingkung nyanyi sunyi. Matahari


. 5 mei 1981


/indra nara persada/

ANGINKAH

anginkah yang lewat
di jendela menyibak luka
bayangmu

anginkah yang lewat
di jendela menyibak bayang
lukamu


. november 1981-september 1982


/indra nara persada/

KODOK TERBANG

Kodok terbang meloncat dari jendela ke jendela
Sayapnya patah tiga
Di sudut jalan seseorang memungutnya, hanya satu
Dan itu bukan kepala


. 1981


/indra nara persada/

SEMUT DAN KUPU-KUPU

Di tanah kekuasaannya seekor semut menelan seekor kupu-kupu.
Matahari tak menjejak jam.
Di tanah kekuasaannya seekor semut mungkin seekor kupu-kupu.


. 1981


/indra nara persada/

HARI INI KAU DAN AKU

     Hari ini kau dan aku berjalan, merangkak, lewat lorong-lorong pengap. Pembunuh-pembunuh asyik memimpikan kekuasaan. Aku membawa tubuhmu.
     Hampir. Hampir saja mereka menemu jalan kita. Tapi mereka terlalu bebal. Mereka tergelincir. Sayang.
     Darah yang kita tenteng adalah darah kemenangan. Darah keyakinan, darah kepercayaan. Mereka memburu kesia-siaan.


. 1981


/indra nara persada/

CATATAN KAMAR

Aku masih ingat. Di kamar itu
kita saling menatap. Hanya sesaat. Dan aku
kehilangan kemurnian setiap hati


. padang, 1 april 1981

No comments: