/indra nara persada/
KETIKA
ketika kudapatkan cermin dalam setiap kata
aku bertanya. Kau tak menjawab
ketika kudapatkan bayang dalam setiap cermin
aku bertanya. Kau tak menjawab
ketika tanganku tak kuasa menyibak bayang
aku terdiam. Kaukah itu?
. 1979
/indra nara persada/
LAGU MAUT
maut berselimut
jam terangguk-angguk
Tuhan menunjuk-nunjuk
di kuburan kita bernyanyi
di kuburan kita menari
di kuburan kita terkentut
maut berselimut
Tuhan menunjuk-nunjuk
jam manggut-manggut
. 1979
/indra nara persada/
SEBUAH EPISODE SETIAP ULANGTAHUN
- pada diri
Perlahan tabir maut tersingkap
Maut datang bersayap
. 1979
/indra nara persada/
SAAT BEGINI, MAUT BERSAYAP
SERING DATANG PADAKU
Saat begini, maut bersayap
sering datang padaku
Malam tak melihat diri, hujan berpayung
Aku luluh bentuk berselubung kabut. Detik
jamku kelelahan. Seekor kepinding memakan
habis kasur bantalku. Aku berteriak
tak sanggup, suaraku kering
di kerongkongan
Maut bersayap
Aku masih Perawan
. padang, 12 juni 1979
/indra nara persada/
KUBU RANJAM
tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
jam menetes satu per satu
tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
kuburan menggali jam
tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
kuburan jam
kubu ranjam
. 1979
/indra nara persada/
LAGU NELAYAN
Aku nelayan
laut berdetik. Tik!
angin berdetak. Tak!
Gelombang melentur
Aku nelayan
laut melompat. Hup!
angin kecemplung. Plung!
Ombak mendengkur
Pasir laut rinduku menggelepar
. 1979
/indra nara persada/
ARUS
arus berlari. Keciprik! Keciprik!
Sungai melompat. Hup!
arus ngelayap. Ngiap-yap! Ngiap-yap!
Lampu kedap-kedip. Klik!
Muara pecah.
Bola lampu kebanjiran.
. 1979
/indra nara persada/
ALIR
sepi bungkah memuara
laut
langit
luka
batu
hanyut
gersang kemarau
hah!
. 1979
/indra nara persada/
TENGAH MALAM
matahari bergulir
menikam bayang-bayang
. 1979-revisi 2010
/indra nara persada/
TANYA
ketika ikan bertanya
apa yang ada dalam air
air menjawab
: dirimu
ketika aku bertanya
apa yang ada dalam alam
alam menjawab
: dirimu
ketika apa yang ada
menjawab
Tuhan tak bertanya
. 1979
/indra nara persada/
RINDU LAUT
rinduku rindu laut
rindu nelayan hari ke hari
tak sampanku berlayar berpenumpang
tak kayuhku berdayung berterawang
rinduku rindu laut
rindu nelayan hati ke hati
. 1979 – revisi 2010
/indra nara persada/
PREMATUR
pelaminan luka
bulan berdarah
ranjang meleleh
matahari mati
tujuh bulan tumbuh
tak berbau tanah
. 1979
/indra nara persada/
SKETSA-SKETSA BUNGUS *)
*
Nelayan lampu laut dalam kegelapan
*
Bulan berlari dalam kabut
*
Bulan melompat
Perahu melompat
Ikan melompat
Nelayan melompat
Tenggelam dalam gelap
*
Nelayan bercinta dengan perahu
Gunung menengadah
Laut terengah
Seekor camar menating desah
*
Lelaki puncak batu berdiri
Bulan tersenyum tak berlaki
*
. 1979 – revisi februari 2012
*) Bungus, sebuah kawasan pantai dan perkampungan nelayan di selatan kota Padang, menghadap ke laut lepas Samudra Hindia.
/indra nara persada/
KABAR SETUMPUK RINDU
Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika hujan tak pernah turun di ladangku
Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika badai tak pernah reda di lautku
Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika kumakan ladang lautku
walau gemuruh tak pernah sepi
dari derak derik sepenuh hati
memilih lagi kini sekali
hidup tak pernah mati
. 1979
/indra nara persada/
HIDUP SIA-SIA
Hari semakin larut ketika kita berjalan bergandeng tangan
Burung-burung sore hinggap berdendang menjelang sarang
Kanak-kanak berlari sehabis di pancuran mandi
Seperti itik pulang petang, adakah kita bertanya
Setelah sampai lalu apa
Kita hanya sempat bercanda, kita telah membelah dunia
Kita sering tak tahu, kita kehilangan setelah menemu
Kita membisu sok tahu, kalau orang-orang bertanya sesuatu
Itu kaji menurun, kita bergumam semu
Lalu kita mau apa, tak tahu
Kita tetap berjalan
Menapak hari melarut ajal
. padang, 8 mei 1979
/indra nara persada/
MALIN DEMAN
Nenek berkata,
“Jangan membelakangi bulan. Di sana
ada pohon beringin sungsang, dan bidadari
mandi di kolamnya.”
Aku tersenyum membelakangi nenek
sambil menarik-narik mata pancing
yang tersangkut songsong barat seorang bidadari.
. 1979 – revisi 2010
/indra nara persada/
TURUNAN
tuhan tersenyum
ketika baris-baris puisi
kutulis di tetekmu
matahari rengkah
aku terlahir dari rahimmu
. 1979
/indra nara persada/
SAJAK
daundaun menggigil
terjatuh dari mimpi
aku terbangun
tak bermimpi
. BUMI, 1 januari 1979
/indra nara persada/
aduhai!
seekor manusia kencing berdiri
seorang monyet menjilat nikmat
. 1977
/indra nara persada/
ITU
Itu odol
sikatlah gigimu
Itu gayung
ceboklah berakmu
Itu sabun
cucilah jubahmu
Kalau tak
Itu pisau
tikamlah jantungmu
. 0577, padang – revisi 2012
No comments:
Post a Comment