Friday, February 10, 2012

Sajak-sajak INDRA NARA PERSADA, 1976-1980 (3)



/indra nara persada/

KETIKA

ketika kudapatkan cermin dalam setiap kata
aku bertanya. Kau tak menjawab

ketika kudapatkan bayang dalam setiap cermin
aku bertanya. Kau tak menjawab

ketika tanganku tak kuasa menyibak bayang
aku terdiam. Kaukah itu?


. 1979


/indra nara persada/

LAGU MAUT


maut berselimut
jam terangguk-angguk
Tuhan menunjuk-nunjuk



di kuburan kita bernyanyi
di kuburan kita menari
di kuburan kita terkentut

maut berselimut
Tuhan menunjuk-nunjuk
jam manggut-manggut


. 1979


/indra nara persada/

SEBUAH EPISODE SETIAP ULANGTAHUN


- pada diri


Perlahan tabir maut tersingkap
Maut datang bersayap


. 1979


/indra nara persada/

SAAT BEGINI, MAUT BERSAYAP
SERING DATANG PADAKU


Saat begini, maut bersayap
sering datang padaku

Malam tak melihat diri, hujan berpayung
Aku luluh bentuk berselubung kabut. Detik
jamku kelelahan. Seekor kepinding memakan
habis kasur bantalku. Aku berteriak
tak sanggup, suaraku kering
di kerongkongan

Maut bersayap
Aku masih Perawan


. padang, 12 juni 1979 

/indra nara persada/

KUBU RANJAM


tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
        jam menetes satu per satu

tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
        kuburan menggali jam

tiktiktik
taktaktak
tiktak tiktak
        kuburan jam
        kubu ranjam


. 1979 

/indra nara persada/

LAGU NELAYAN


Aku nelayan
laut berdetik. Tik!
angin berdetak. Tak!
Gelombang melentur

Aku nelayan
laut melompat. Hup!
angin kecemplung. Plung!
Ombak mendengkur

Pasir laut rinduku menggelepar


. 1979 

/indra nara persada/

ARUS


arus berlari. Keciprik! Keciprik!
Sungai melompat. Hup!

arus ngelayap. Ngiap-yap! Ngiap-yap!
Lampu kedap-kedip. Klik!

Muara pecah.
Bola lampu kebanjiran.


. 1979 

/indra nara persada/

ALIR


sepi bungkah memuara

laut
langit
luka
batu
hanyut

gersang kemarau
hah!


. 1979 

/indra nara persada/

TENGAH MALAM


matahari bergulir
menikam bayang-bayang


. 1979-revisi 2010 

/indra nara persada/

TANYA


ketika ikan bertanya
apa yang ada dalam air
air menjawab
: dirimu

ketika aku bertanya
apa yang ada dalam alam
alam menjawab
: dirimu

ketika apa yang ada
menjawab
Tuhan tak bertanya


. 1979 

/indra nara persada/

RINDU LAUT


rinduku rindu laut
rindu nelayan hari ke hari

tak sampanku berlayar berpenumpang
tak kayuhku berdayung berterawang

rinduku rindu laut
rindu nelayan hati ke hati


. 1979 – revisi 2010


/indra nara persada/

PREMATUR


pelaminan luka
bulan berdarah

ranjang meleleh
matahari mati

tujuh bulan tumbuh
tak berbau tanah


. 1979 

/indra nara persada/

SKETSA-SKETSA BUNGUS
*)


*

Nelayan lampu laut dalam kegelapan

*

Bulan berlari dalam kabut

*

Bulan melompat
Perahu melompat
Ikan melompat
Nelayan melompat
Tenggelam dalam gelap

*

Nelayan bercinta dengan perahu
Gunung menengadah
Laut terengah
Seekor camar menating desah

*

Lelaki puncak batu berdiri
Bulan tersenyum tak berlaki

*


. 1979 – revisi februari 2012


*) Bungus, sebuah kawasan pantai dan perkampungan nelayan di selatan kota Padang, menghadap ke laut lepas Samudra Hindia.




/indra nara persada/

KABAR SETUMPUK RINDU



Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika hujan tak pernah turun di ladangku
Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika badai tak pernah reda di lautku

Aku berkabar padamu tentang setumpuk rindu
ketika kumakan ladang lautku
walau gemuruh tak pernah sepi
dari derak derik sepenuh hati
memilih lagi kini sekali
hidup tak pernah mati


. 1979


/indra nara persada/

HIDUP SIA-SIA


Hari semakin larut ketika kita berjalan bergandeng tangan
Burung-burung sore hinggap berdendang menjelang sarang
Kanak-kanak berlari sehabis di pancuran mandi
Seperti itik pulang petang, adakah kita bertanya
Setelah sampai lalu apa

Kita hanya sempat bercanda, kita telah membelah dunia
Kita sering tak tahu, kita kehilangan setelah menemu
Kita membisu sok tahu, kalau orang-orang bertanya sesuatu
Itu kaji menurun, kita bergumam semu
Lalu kita mau apa, tak tahu

Kita tetap berjalan
Menapak hari melarut ajal


. padang, 8 mei 1979 

/indra nara persada/

MALIN DEMAN


Nenek berkata,
“Jangan membelakangi bulan. Di sana
ada pohon beringin sungsang, dan bidadari
mandi di kolamnya.”
Aku tersenyum membelakangi nenek
sambil menarik-narik mata pancing
yang tersangkut songsong barat seorang bidadari.


. 1979 – revisi 2010 

/indra nara persada/

TURUNAN


tuhan tersenyum
ketika baris-baris puisi
kutulis di tetekmu

matahari rengkah

aku terlahir dari rahimmu


. 1979



/indra nara persada/

SAJAK



daundaun menggigil
terjatuh dari mimpi

aku terbangun
tak bermimpi


. BUMI, 1 januari 1979


/indra nara persada/

aduhai!



seekor manusia kencing berdiri
seorang monyet menjilat nikmat


. 1977



/indra nara persada/

ITU



Itu odol
sikatlah gigimu

Itu gayung
ceboklah berakmu

Itu sabun
cucilah jubahmu

Kalau tak
Itu pisau
tikamlah jantungmu


. 0577, padang – revisi 2012

No comments: