/indra nara persada/
SAJAK SAKIT KUNING
I
Kata dokter, aku sakit kuning; kencing kuning, mata kuning, kuku kuning. Gigi dan taikku juga kuning, tambahku.
Wah! Bagaimana kalau semua ini jadi emas? Tentu sakitku sakit emas.
Dokter akan menyanderaku di rumah sakit agar bisa mencuri emasku. Dan orang-orang –yang katanya bezoek– ikut mempreteli tanganku, mataku, kakiku, matakakiku, kaki tanganku, kepalaku, jantungku, hatiku, jantung hatiku, dan segalaku.
Esoknya mereka ketularan sakit kuning yang tak mau jadi emas.
II
Kata dokter, hatiku membengkak. Aku harus istirahat tidur-tidur saja.
Aku berpikir, kalau aku banyak bergerak tentu hatiku bisa meledak menghancurkanku.
Wah! Barangkali hatiku adalah Indonesia.
. desember 1977, rsup padang
/indra nara persada/
SAJAK MALAM ANAK SEKOLAH
Malam ini hujan deras
lewat genteng pecah
menetesi buku sejarah nan bisu
. 1977
/indra nara persada/
SETELAH KAU TURUN DARI PANGGUNG
Setelah kau turun dari panggung
orang-orang bertepuk tangan
mungkin gembira karena kau berhasil
mungkin gembira karena kau telah turun
(kau membosankan)
. 1977
/indra nara persada/
KUSERAHKAN DALAM GEMURUH
Tengah malam. Kutunggu kau
keluar dari kamarmu menjemput rinduku.
Kuserahkan dalam gemuruh, kutiup
di keningmu. Rinduku jadi puisi.
. 1977 (revisi 2012)
/indra nara persada/
SAJAK WAKTU MENUNGGUMU
I
Bersama malam lingkupkan sepi
aku tengadah, mungkin dalam tatap mataMu
II
Datanglah datang
dari tempat kedatanganMu
Peluklah peluk
dalam ketat pelukanMu
Aku menunggu
. 1977
/indra nara persada/
BUJANG AYAM
Kawin sudah
Nikah belum
. 1977
/indra nara persada/
PERISTIWA SUATU PAGI
Suatu pagi seorang pelacur berjalan pulang
sehabis tugas semalaman
Di sebuah tong sampah dia melihat lalat-lalat
kelaparan karena makanan mereka habis dihanyutkan
banjir. Tiba-tiba lalat-lalat itu menyerbu pahanya
Setiba di rumah pelacur itu tidak terkejut melihat
pahanya tinggal sebelah, dan berpikir
- nanti malam pahaku akan tumbuh kembali
. januari 1978
/indra nara persada/
SAJAK TIGA EKOR KUPU-KUPU
Kupu-kupu pertama melintas
sayapnya jatuh ke kantongku
dia terbang dengan bayang-bayangnya
Kupu-kupu kedua bermain di selokan
sayapnya robek dan jatuh
dia tak memungutnya
dan terbang dengan kepala ke belakang
Kupu-kupu ketiga sayapnya mengelap kaca jendela
dia terbenam dalam kaca itu
. 1978
/indra nara persada/
KUPU-KUPU KEEMPAT
Kupu-kupu keempat
sayapnya menggeletar
menembus kaca
hinggap di tanganku
(Kuharap dia tak terbang lagi)
. 1978
/indra nara persada/
ORANG-ORANG DAN BULAN
Pagi-pagi ketika membuka jendela
orang-orang melihat bulan bertengger di atap.
Mereka berlompatan dan berebutan menjoloknya.
Bulan tergelincir dan menggelinding, jatuh
ke comberan. Orang-orang diam.
Ternyata bulan telah kotor seperti diri mereka.
. 1978/indra nara persada/
DALAM CERMIN RETAK-RETAK
Dalam cermin retak-retak kita lihat wajah kita
berbaur beratus bahkan beribu tersayat-sayat.
Lalu kita meminum darah dari luka
mengalir. Dan kita merasakan kenikmatan
di kala kencing menyeruak berwarna merah
membasah cermin; mewujudkan baur berjuta.
. 1978/indra nara persada/
PETANI
Aku berkata pada petani yang sedang mencangkul
di sawah, “Kemarau. Waduk kering.”
“Astaga!” jawabnya.
Dia terus mencangkul.
Mata cangkulnya menghadap ke depan.
. 1978/indra nara persada/
DRAMA TIGA BABAK
I
Usungan mayat lewat
Orang-orang bertanya
- Siapa mati?
II
Orang-orang lewat
Bertanya
- Siapa usung mayat?
III
Tak ada lewat
Adam belum turun ke bumi
. 1978
/indra nara persada/
JAKARTA ITU BERKABUT
Jakarta itu berkabut
Kabut itu turun di lorong-lorong becek
mengetuk-ketuk rumah rakyat
bercanda dengan anak-anak tanggung
dan bocah-bocah, kegelian
Kabut itu tertawa di istana
di sepanjang jalan daerah Menteng
menggelitik anak-anak tanggung
dan bocah-bocah, keriaan
Kita yang meletakkan hati di Istiqlal
mata dan kepala ada di Bongkaran
tersenyum dan berkabut
bersama Jakarta
. 1978 (revisi 2012)
/indra nara persada/
HUTAN KECIL HARI SENJA JATUH
angin tiup diri merapuh
sebambu daun luruh lusuh
hutan kecil hari senja jatuh
berpalun gemuruh
berparuh peluh
seluruh taruh
ruh
. 1978
/indra nara persada/
PANTUN ALAM
tanggal kutang tinggal kutang
kutang dalam kutang berparuh
tanggal hutang tinggal hutang
hutang alam hutang bertaruh
. 1978
/indra nara persada/
MASIHKAH BURUNG BERNYANYI
Masihkah burung bernyanyi
kala hatinya bertanya
ada atau tiada
Berkelepak sayap sepi
sampaikan salam pada bunga
dirinya tertatih tanya siapa
. 1978
/indra nara persada/
KUCING KECIL
Kucing kecil itu mengeong, halus dan manja
Kucing kecil itu berjalan, di antara kaki
Kucing kecil itu bermain bola
Kucing kecil itu berlari, manis dan ranggi
Kucing kecil itu berdiri, menggaruk mengasah kuku
Kucing kecil itu makan tulang
Kucing kecil itu menjilat bulu sendiri
Kucing kecil itu: remaja
. 1978
/indra nara persada/
NYAMUK DATANG MEMBAWA KALENG
Nyamuk datang membawa kaleng
menjarah mendarah tubuh
Darah menjelma nyamuk
berkeliaran merah
Nyamuk merah membawa kaleng
menjarah mengaleng tubuh
Kaleng tertumpah
luka dan berdarahan
. padang, desember 1978
/indra nara persada/
SALAM
salam padamu padang
salam padamu pedang
selamat gelap
. 1978
SAJAK SAKIT KUNING
I
Kata dokter, aku sakit kuning; kencing kuning, mata kuning, kuku kuning. Gigi dan taikku juga kuning, tambahku.
Wah! Bagaimana kalau semua ini jadi emas? Tentu sakitku sakit emas.
Dokter akan menyanderaku di rumah sakit agar bisa mencuri emasku. Dan orang-orang –yang katanya bezoek– ikut mempreteli tanganku, mataku, kakiku, matakakiku, kaki tanganku, kepalaku, jantungku, hatiku, jantung hatiku, dan segalaku.
Esoknya mereka ketularan sakit kuning yang tak mau jadi emas.
II
Kata dokter, hatiku membengkak. Aku harus istirahat tidur-tidur saja.
Aku berpikir, kalau aku banyak bergerak tentu hatiku bisa meledak menghancurkanku.
Wah! Barangkali hatiku adalah Indonesia.
. desember 1977, rsup padang
/indra nara persada/
SAJAK MALAM ANAK SEKOLAH
Malam ini hujan deras
lewat genteng pecah
menetesi buku sejarah nan bisu
. 1977
/indra nara persada/
SETELAH KAU TURUN DARI PANGGUNG
Setelah kau turun dari panggung
orang-orang bertepuk tangan
mungkin gembira karena kau berhasil
mungkin gembira karena kau telah turun
(kau membosankan)
. 1977
/indra nara persada/
KUSERAHKAN DALAM GEMURUH
Tengah malam. Kutunggu kau
keluar dari kamarmu menjemput rinduku.
Kuserahkan dalam gemuruh, kutiup
di keningmu. Rinduku jadi puisi.
. 1977 (revisi 2012)
/indra nara persada/
SAJAK WAKTU MENUNGGUMU
I
Bersama malam lingkupkan sepi
aku tengadah, mungkin dalam tatap mataMu
II
Datanglah datang
dari tempat kedatanganMu
Peluklah peluk
dalam ketat pelukanMu
Aku menunggu
. 1977
/indra nara persada/
BUJANG AYAM
Kawin sudah
Nikah belum
. 1977
/indra nara persada/
PERISTIWA SUATU PAGI
Suatu pagi seorang pelacur berjalan pulang
sehabis tugas semalaman
Di sebuah tong sampah dia melihat lalat-lalat
kelaparan karena makanan mereka habis dihanyutkan
banjir. Tiba-tiba lalat-lalat itu menyerbu pahanya
Setiba di rumah pelacur itu tidak terkejut melihat
pahanya tinggal sebelah, dan berpikir
- nanti malam pahaku akan tumbuh kembali
. januari 1978
/indra nara persada/
SAJAK TIGA EKOR KUPU-KUPU
Kupu-kupu pertama melintas
sayapnya jatuh ke kantongku
dia terbang dengan bayang-bayangnya
Kupu-kupu kedua bermain di selokan
sayapnya robek dan jatuh
dia tak memungutnya
dan terbang dengan kepala ke belakang
Kupu-kupu ketiga sayapnya mengelap kaca jendela
dia terbenam dalam kaca itu
. 1978
/indra nara persada/
KUPU-KUPU KEEMPAT
Kupu-kupu keempat
sayapnya menggeletar
menembus kaca
hinggap di tanganku
(Kuharap dia tak terbang lagi)
. 1978
/indra nara persada/
ORANG-ORANG DAN BULAN
Pagi-pagi ketika membuka jendela
orang-orang melihat bulan bertengger di atap.
Mereka berlompatan dan berebutan menjoloknya.
Bulan tergelincir dan menggelinding, jatuh
ke comberan. Orang-orang diam.
Ternyata bulan telah kotor seperti diri mereka.
. 1978/indra nara persada/
DALAM CERMIN RETAK-RETAK
Dalam cermin retak-retak kita lihat wajah kita
berbaur beratus bahkan beribu tersayat-sayat.
Lalu kita meminum darah dari luka
mengalir. Dan kita merasakan kenikmatan
di kala kencing menyeruak berwarna merah
membasah cermin; mewujudkan baur berjuta.
. 1978/indra nara persada/
PETANI
Aku berkata pada petani yang sedang mencangkul
di sawah, “Kemarau. Waduk kering.”
“Astaga!” jawabnya.
Dia terus mencangkul.
Mata cangkulnya menghadap ke depan.
. 1978/indra nara persada/
DRAMA TIGA BABAK
I
Usungan mayat lewat
Orang-orang bertanya
- Siapa mati?
II
Orang-orang lewat
Bertanya
- Siapa usung mayat?
III
Tak ada lewat
Adam belum turun ke bumi
. 1978
/indra nara persada/
JAKARTA ITU BERKABUT
Jakarta itu berkabut
Kabut itu turun di lorong-lorong becek
mengetuk-ketuk rumah rakyat
bercanda dengan anak-anak tanggung
dan bocah-bocah, kegelian
Kabut itu tertawa di istana
di sepanjang jalan daerah Menteng
menggelitik anak-anak tanggung
dan bocah-bocah, keriaan
Kita yang meletakkan hati di Istiqlal
mata dan kepala ada di Bongkaran
tersenyum dan berkabut
bersama Jakarta
. 1978 (revisi 2012)
/indra nara persada/
HUTAN KECIL HARI SENJA JATUH
angin tiup diri merapuh
sebambu daun luruh lusuh
hutan kecil hari senja jatuh
berpalun gemuruh
berparuh peluh
seluruh taruh
ruh
. 1978
/indra nara persada/
PANTUN ALAM
tanggal kutang tinggal kutang
kutang dalam kutang berparuh
tanggal hutang tinggal hutang
hutang alam hutang bertaruh
. 1978
/indra nara persada/
MASIHKAH BURUNG BERNYANYI
Masihkah burung bernyanyi
kala hatinya bertanya
ada atau tiada
Berkelepak sayap sepi
sampaikan salam pada bunga
dirinya tertatih tanya siapa
. 1978
/indra nara persada/
KUCING KECIL
Kucing kecil itu mengeong, halus dan manja
Kucing kecil itu berjalan, di antara kaki
Kucing kecil itu bermain bola
Kucing kecil itu berlari, manis dan ranggi
Kucing kecil itu berdiri, menggaruk mengasah kuku
Kucing kecil itu makan tulang
Kucing kecil itu menjilat bulu sendiri
Kucing kecil itu: remaja
. 1978
/indra nara persada/
NYAMUK DATANG MEMBAWA KALENG
Nyamuk datang membawa kaleng
menjarah mendarah tubuh
Darah menjelma nyamuk
berkeliaran merah
Nyamuk merah membawa kaleng
menjarah mengaleng tubuh
Kaleng tertumpah
luka dan berdarahan
. padang, desember 1978
/indra nara persada/
SALAM
salam padamu padang
salam padamu pedang
selamat gelap
. 1978
3 comments:
rancak!
rancak!
thanks, iwan soekri :)
Post a Comment